Spirit Kebangkitan Nasional dalam Melawan Musibah

by -157 views
DR. H. Abdul Wahid, MA

Oleh: Dr. H. Abdul Wahid, M.A.

Infolain.com – Makassar, Pada masa lalu Indonesia telah melalui berbagai rintangan dan penjajahan dari para kolonial, seperti Jepang dan Belanda, penjajahan inilah yang kemudian secara psikologis telah membentuk bangsa Indonesia semakin dewasa dan tegar dalam menghadapi segala dinamika nasional termasuk pandemi global penyebaran virus Covid-19 saat ini.

Di antara peristiwa sejarah masa lalu yang harus diingat dan direnungkan oleh bangsa Indonesia saat ini terutama kalangan generasi milenial adalah peristiwa 20 Mei 1908 yang dikenal dengan “Kebangkitan Nasional”.  Disebut Kebangkitan Nasional oleh karena mulai saat itulah bangsa Indonesia baru menyadari pentingnya persatuan bangsa.

Hari Kebangkitan Nasional diperingati bertepatan dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tahun 1908 oleh Dr. Wahidin Sudiro Husodo. Selanjutnya Boedi Oetomo merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan kebudayaan. Organisasi ini dianggap masyarakat Indonesia sebagai cikal bakal gerakan yang mempunyai tujuan besar, yakni mewujudkan kemerdekaan Indonesia pada kala itu.

Memperingati  hari kebangkitan nasional saat ini, apa lagi di tengah wabah COVID-19, tentu tidak cukup hanya sebatas seremonial belaka, apa lagi dengan adanya instruksi pemerintah agar kita bisa menjaga jarak dan menghindari kerumunan banyak orang, akan tetapi lebih dari itu seyogyanya kita bisa jadikan spirit untuk mencari solusi dari permasalahan yang tengah dihadapi bangsa saat ini. menarik dicermati terkait dari Kebangkitan Nasional ini, pada masa silam ada sebuah cuplikan pidato yang dikemukakan Bung karno, “Walaupun Indonesia telah merdeka, namun masih akan menghadapi ancaman dari berbagai penjuru, akan tetapi yakinlah bahwa Indonesia akan dapat menghadapinya selama kita mampu menjaga persatuan sesama anak bangsa”.

Esensi dari kebangkitan nasional sebagaimana yang diunkap Bung Karno dalam pidatonya di atas adalah “Persatuan dan Kesatuan”. Pesan moral ini kemudian diabadikan dalam sila ke-3 Pancasila yang menuntut agar seluruh komponen bangsa harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keragaman suku, agama, ras dan budaya.

Islam sebagai agama yang sejak awal membawa ajaran rahmatan lil’alamin, diantara subtansi ajarannya adalah mendorong umatnya untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan dalam kondisi apa pun, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman Allah Swt. “_Dan berpegang teguhlah kalian pada agama Allah, dan jangan bercerai berai_”. (QS. ali Imran: 103).

Secara filosofis bahwa pesan dari al-Qur’an ini sejalan dengan spirit Kebangkitan Nasional yang telah didokumentasikan dalam sejarah bangsa Indonesia pada masa silam. Walaupun kita ketahui dampak yang ditimbulkan akibat wabah Covid-19 sangat luas di tengah masyarakat baik dalam bidang kesehatan, sosial, agama maupun  budaya, akan tetapi kita harus tetap optimis dan yakin bahwa dengan persatuan yang kokoh, maka akan mampu kita lewati badai virus ini.

Wujud persatuan yang bisa kita lakukan dalam konteks menghadapi penyebaran virus Covid-19 adalah dengan berusaha secara disiplin untuk mematuhi himbauan pemerintah seperti tetap bekerja dan beribadah di rumah, menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan lain sebagainya.

Hari kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tahun pada tanggal 20 Mei termasuk tahun ini, sudah seharusnya kita jadikan sebagai spirit  bersama dalam menghadapi penyebaran virus COVID-19. Pemerintah dengan segala sumber daya yang dimilikinya telah berusaha untuk melawan penyebaran virus ini di tengah masyarakat, tentu harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, sesuai dengan kapasitasnya masing-masing, agar tujuan bersama bisa diraih.

Bentuk lain dari dukungan masyarakat kepada pemerintah paling tidak dapat kita lakukan dengan cara yang sangat sederhana dan konkrit di antaranya tidak menyebarkan berita hoax terkait virus ini di masyarakat, karena akibatnya dapat meresahkan masyarakat, apa lagi pada momen menjelang pelaksanaan hari raya idul fitri yang tidak lama lagi. Terlebih lagi umat Islam saat ini sedang menjalankan ibadah puasa, maka sudah seharusnya puasa ini dapat kita jadikan sebagai sarana pengendali diri untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif seperti fitnah, provokasi dan sejenisnya.

Sudah sangat besar energi, waktu dan tenaga yang dikeluarkan pemerintah dalam menjamin, dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh pemerintah pusat, tapi seluruh jajaran pemerintah daerah termasuk Polri lebih khusus lagi Polda Sulsel yang hingga saat ini tidak pernah surut semangatnya dalam melaksanakan tugasnya, untuk menjaga kamtibmas dan memastikan kelancaran pelaksanaan PSBB khususnya di kota Makassar.

Akhirnya kita berharap semoga bangsa kita senantiasa tidak melupakan sejarah, sehingga dapat menjadi spirit dalam menjaga persatuan dan kesatuan apa lagi dalam menghadapi musibah penyebaran virus Covid-19 seperti saat ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *