Melawan Covid-19 Dengan Semangat Solidaritas

by -153 views
Dr. H. Abdul Wahid, MA

Oleh: Dr. H. Abdul Wahid, MA

(Muballigh dan Akademisi Makassar)

Infolain.com – Makassar, Dalam bahasa agama sikap solidaritas dapat disejajarkan dengan sikap rahmat; kasih sayang kepada sesama. Menyayangi sesama adalah sebuah perbuatan mulia dan anjuran dalam agama, sampai-sampai Nabi Saw. pernah berpesan, “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama, maka ia tidak disayangi oleh Allah”. (HR. Muslim).

Mengingat karena virus ini adalah merupakan pandemi global, maka sudah seyogyanya solidaritas kemanusiaan perlu dihadirkan oleh kita sebagai bangsa, agar masa-masa sulit ini segera bisa diatasi dengan baik dan secepatnya.  Sungguh di luar dugaan bahwa pandemi virus Corona akan menimpa kehidupan umat manusia yang hidup saat ini termasuk kita bangsa Indonesia, apa lagi bersamaan dengan fenomena virus ini umat Islam tengah menjalankan ibadah puasa ramadhan. Semuanya pun telah mengakibatkan perubahan yang signifikan dalam kehidupan umat manusia termasuk di dalamnya masalah perekonomian masyarakat semakin hari terasa semakin sulit.

Kesulitan ekonomi ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat yang selama ini masuk kategori menengah ke bawah, tapi yang menengah ke atas pun turut merasakan dampak dari penyebaran virus ini. Apalagi dengan himbauan pemerintah untuk tetap di rumah (stay at home), bekerja dari rumah, sekolah dan beribadah pun di rumah, kemudian banyak perusahaan diperkirakan akan melakukan PHK besar-besaran kepada para pegawai dan karyawannya, masjid di tutup sementara agar tidak digunakan ibadah berjamaah oleh masyarakat dan proses pembelajaran mulai di sekolah dan perguruan tinggi berubah menjadi model pembelajaran daring (online), sehingga berdampak kepada semakin bertambahnya pengeluaran dari para mahasiswa, karena harus menyiapkan paket data internet yang tidak sedikit.

Di tengah masa sulit seperti ini kemudian muncul pilihan “mati akibat serangan virus corona atau mati karena kelaparan”, tentu keduanya adalah dua pilihan yang sulit untuk dijawab dan sama-sama tidak diinginkan oleh manusia. Dibalik pandemi ini semakin sangat terasa begitu berharganya arti dari “bertahan untuk hidup” tak heran Nabi Saw. pernah berpesan, “Ada dua hal yang paling banyak manusia lalai dan tertipu dengannya yakni nikmat kesehatan dan waktu luang”. (HR. Bukhari).

Kesehatan bagi kehidupan manusia adalah segalanya, sebab tanpa kesehatan maka segalanya tidak akan berarti apa-apa. Tanpa kesehatan manusia tidak akan dapat merasakan bagaimana nyenyaknya tidur di malam hari, lezatnya makanan di atas meja hidangan, indahnya senyuman dari seorang sahabat atau orang lain. Dari sinilah kemudian kita sebagai manusia sejatinya  untuk memiliki kesadaran bahwa kesehatan bagi manusia tidak hanya sebatas di cita-citakan namun sangat dibutuhkan.

Di sisi lain, dengan adanya pandemi virus corona ini, hendaknya kita jadikan sebagai sarana perenungan dan evaluasi terhadap diri kita masing-masing betapa manusia sungguh tak berdaya di hadapan Sang Pencipta, betapa tidak baru hanya sebatas  virus bernama corona (Covid-19) yang amat kecil, kemudian manusia tak kuasa  melawannya, seluruh para ilmuan, materi dan jutaan tentara dari negara-negara kuat di dunia, kini mereka semuanya bertekuk lutut dan tak berkutik.

Akibat dari evaluasi  ini paling tidak secara pribadi akan menumbuhkan spirit solidaritas kita untuk berbagi dan membantu kepada sesama sehingga akan dapat memberi manfaat kepada sesama, atau menjadi penyebab orang lain bisa menjadi lebih baik, sebab predikat dan derajat kemuliaan manusia di sisi Allah ditentukan dari sejauh mana ia bisa banyak bermanfaat kepada sesama. “Orang yang terbaik di sisi Allah adalah mereka yang banyak bermanfaat kepada sesama”, (HR. Thabrani dan Ahmad).

Apa yang dilakukan oleh tim gugus penanggulangan Covid-19 termasuk di dalamnya adalah jajaran Polri di seluruh Indonesia lebih khusus Polda Sulsel, semua ini adalah tugas mulia dan bentuk konkrit agar dapat memberi manfaat kepada sesama dan tentu hal ini harus kita apresiasi, sebab menjalankan tugas seperti ini bukanlah hal yang mudah apa lagi di tengah ancaman virus yang amat mematikan ini dan telah mengancam umat manusia di seluruh dunia.

Jajaran Polda Sulsel bersama dengan tim gugus penanggulangan Covid-19 lainnya, semangat mereka tak pernah kendor apalagi  pudar, bebagai upaya mereka telah lakukan untuk mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona di tengah masyarakat  Makassar khususnya, walaupun para petugas di lapangan yang beragama Islam diketahui juga sedang menjalankan ibadah puasa, teriknya panas di siang hari menambah rasa haus yang begitu terasa bagi aparat Polda Sulsel dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara dan berkhidmat kepada masyarakat, teriring harapan semoga Allah Swt. senantiasa melindungi mereka dan keluarganya dari berbagai macam musibah dan penyakit, agar pelayanan kepada masyarakat tidak  terganggu.

Keputusan pemerintah kota Makassar untuk melanjutkan pemberlakuan PSBB, akan kembali menambah tugas dari tim gugus penanggulangan Covid-19 khususnya jajaran Polda Sulsel, sebab pemberlakuan PSBB agar dapat maksimal, maka tentu harus didukung oleh jajaran Polda Sulsel. Sejak diberlakukan pertama kalai PSBB di kota Makassar Polda Sulsel kemudian menyiagakan personelnya di enam titik pos di perbatasan Makassar untuk mengawasi kendaraan yang keluar masuk kota Makassar saat masa PSBB, hal ini semua dilakukan sebagai bentuk pengawasan, pengawalan dan penegakan hukum jika diperlukan kepada masyarakat yang dianggap tidak mematuhi keputusan pemerintah kota tersebut. Untuk itu, dari sini kemudian dapat kita pahami  bahwa di tengah pandemi virus ini, sikap ego harus dikesampingkan dan tenggang rasa atau solidaritas perlu dihadirkan, sebab tanpa adanya sikap solider ini akan sulit dicapai  tujuan diberlakukannya PSBB di kota daeng.

 

@ Humas Polres Takalar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *