Memotret Religiusitas Polri dalam Menunjang Profesionalitasnya

by -154 views

Oleh: DR.  H.  Abdul Wahid,  MA
(Muballigh dan Akademisi Makassar)

Infolain.com – Secara sunnatullah Indonesia  adalah negara  yang majemuk baik dari segi suku,  agama,  ras,  etnik dan lain sebagainya. Tujuan dijadikan  keragaman  ini oleh Allah  swt,  agar manusia saling mengenal dan melengkapi  satu sama lain,  demikin disebutkan  oleh al-Qur’an surah al-Hujurat: 13.

Oleh karena  itu untuk  menjaga dan merawat keragaman ini bukanlah hal yang mudah. Keragaman  dalam suatu negara jika tidak tepat cara yang digunakan  untuk merawatnya akan sangat berpotensi memicu terjadinya gesekan dan gangguan kamtibmas di lapangan, dalam konteks inilah kehadiran  aparat keamanan khususnya  Polri sangat dibutuhkan oleh negara dan masyarakat.  Polri dan masyarakat  adalah saling membutuhkan  (simbiosis  mutualita), karena  tanpa adanya Polri,  maka keamanan  di masyarakat  sulit dijamin bisa terwujud.

Polri yang dibutuhkan  saat ini oleh masyarakat  adalah tidak hanya mereka yang profesional  dalam bidang teknis, seperti menguasai senjata,  hafal undang-undang dan lain sebagainya akan tetapi lebih dari itu  Polri yang memiliki karakter moral yang baik.  Karakter ini sangat mungkin dapat terwujud manakala  jajaran anggota Polri memiliki tingkat religiusitas atau pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama yang baik dan konsisten khususnya  saat berhadapan dengan masyarakat.

Pasca reformasi Polri sudah banyak  berubah dari yang tadinya terkesan ada jarak dengan masyarakat, kini telah hadir Polri yang humanis dan religius.  Dari jumlah kurang lebih empat ratus ribu anggota Polri di seluruh Indonesia, banyak anggota Polri yang saat ini memiliki tingkat religiusitas di atas rata-rata, artinya banyak anggota Polri saat ini menjadi pengajar dan penghafal al-Qur’an dan lain sebagainya.

Perubahan ini merupakan sunnah (kejadian yang senantiasa berlangsung) menimpa setiap mahluk termasuk anggota Polri. Perubahan bisa berlangsung terbawa oleh proses alamiah seperti karena kondisi sosial,  politik, lingkungan, dinamika internal, atau karena pengaruh dari luar, yang jelas kondisi ini kemudian membuat gaya (style)  Polri kian berubah,  terutama  pada masalah keagamaan.

Saat ini  banyak anggota Polri di Indonesia  yang tidak lagi menghabiskan  uangnya untuk jalan-jalan ke luar negeri,  seperti ke Asia, Eropa dan lain sebagainya tapi justru mereka  berlomba-lomba untuk dapat mengunjungi tanah suci Makkah dan Madinah, mereka  ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT.  hal ini misalnya yang dilakukan oleh salah seorang anggota Polri bernama  Mamat Rahmat, yang saat ini menjabat sebagai Kasat Lantas Polres Pangkep di wilayah hukum Polda Sulawesi  Selatan yang bersama dengan penulis menunaikan  ibadah umroh sejak tanggal 22 Februari 2020 lalu.

Menurut Mamat begitu ia disapa tujuannya ke tanah suci  adalah sebagai sarana untuk mengobati rasa rindunya yang selama ini terpendam terhadap Baitullah dan Rasulullah saw. Dan juga sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Sang Khaliq,  sebab lanjut Mamat,  tidak ada yang bisa dibanggakan di dunia ini,  seperti pabgkat,  jabatan karena suatu saat kita semua akan kembali kepada Sang Pencipta melaui pintu kematian.

Konteks ini kemudian semakin meyakinkan penulis bahwa secara umum Polri telah berubah,  potret Polri kini lebih humanis,  dan religius. Perubahan  ini tentu tidak terjadi begitu saja,  disamping bagian dari hidayah Allah  juga,  efek dari pembinaan yang selama ini dilakukan oleh Polda Sulsel  kepada jajarannya,  yang terus berkesinambungan, menghadirkan para penceramah ke Polda Sulsel mulai hari Senin hingga Kamis,  yang kesemuanya  ini bertujuan agar para anggota Polri khususnya di Polda Sulsel memiliki kecerdasan intelektual, moral dan spritual yang baik,  dan dapat dipraktikkan dalam menjalankan tugas sehari-hari di masyarakat  sebagai anggota Polri.

Untuk itu, sebagai masyarakat  berharap  ke depan personil Polri di seluruh Indonesia  pada umumnya dan Polda Sulsel khususnya,  terus melakukan pembenahan dan pembinaan di internal mereka,  demi mewujudkan polisi yang promoter,  humanis dan religius.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *