Oleh: Dr. H. Abdul Wahid, MA
(Muballigh dan Akademisi Makassar)
Infolain.com – Pasca runtuhnya orde baru, seringkali ada sebahagian orang atau kelompok yang masih mempertentangkan antara pancasila dan agama, bahkan lebih ekstrim lagi jika agama dianggap sebagai “musuh” dari pancasila. Anggapan ini tentu amat keliru dan sama sekali tidak benar, sebab justru sebaliknya lahirnya pancasila diilhami oleh agama, terutama agama Islam melalui piagam Jakarta.
Secara historis lahirnya pancasila secara periodik mulanya diusulkan oleh Muh. Yamin pada 29 Mei 1945 dan Mr. Soepomo pada 31 Mei 1945 lalu disempurnakan oleh panitia sembilan pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia yang beranggotakan sembilan orang ini kemudian berhasil merumuskan naskah rancangan pembukaan UUD yang dikenal sebagai “Piagam Jakarta” (Jakarta Charter). Adapun rumusan pancasila yang termaktub dalam Piagam Jakarta pertama kali yakni “ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Yang kemudian diubah menjadi “ketuhanan yang Maha Esa”.
Dari sini kemudian sangat jelas bahwa lahirnya pancasila sekali lagi diilhami oleh nilai-nilai dan prinsip agama Islam yang disebut piagam Jakarta. Untuk itu, kalau masih ada orang yang meragukan bahkan menyangsikan bahwa agama menjadi rival pancasila, maka hal ini merupakan pandangan yang cenderung emosional dan kurang bijak.
Dalam pandangan Islam, subtansi yang terkandung dalam pancasila adalah perwujudan dari nila-nilai universal dari ajaran Islam itu sendiri yang sejak awal telah memperkenalkan dirinya sebagai agama yang ajarannya rahmatan lil’alamin, sebagaimana disebutkan dalam al-Qur’an “Dan sesungguhnya Nabi Muhammad diutus ke dunia untuk membawa rahmatan lil’alamin”. (QS. Al-Anbiya’:107).
Untuk itu, adalah langkah yang tepat jika pancasila dijadikan sebagai falsafah dalam berbangsa dan bernegara sebab disamping pancasila sebagai lem perekat kemajemukan di Indonesia, juga lebih dari itu pancasila merupakan representasi dari ajaran Islam, mulai dari sila pertama hingga sila kelima kesemuanya mengandung pesan yang sangat luhur, yakni terdapat nilai ketauhidan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan. Kalau demikian adanya, maka sekali lagi agama lebih khusus Islam bukanlah musuh dari pancasila.
Dengan demikian, kita berharap kepada semua pihak dan komponen bangsa, untuk bersama-sama menjaga kebhinekaan yang diikat oleh pancasila, demi terciptanya lingkungan yang aman dan kondusif, sehingga kita tenang dalam menjalankan aktivitas kita masing-masing tanpa ada gangguan dari pihak manapun.
Infolain.com
Sangat setuju, tulisan yang sangat menginspirasi semua kalangan
Nama : rismawati
Nim : 1911585
MA-3
agam itu misuh dari pacasila berita tersebut sangatlah tidak benar seperti yang kita ketahui nilai dari pancasila yang pertama itu “ketuhanan yang maha esa ” nah saya kira dari bunyi pancasila pada point pertama ini berisi nilai nilai agama , nilai yang terkandung dalam pancasila itu tidak melenceng dari ajaran agama ,maka mari kita jaga pancasila, jaga NKRI supaya tetap bersatu.
Setiap orang yang mencalonkan diri sebagai kandidat harus siap menyediakan “mahar politik” atau uang politik, karena realitanya demokrasi di Indonesia sangat mahal. Untuk itu pihak keamanan khususnya Polri dan seluruh elemen masyarakat wajib turut andil menjaga keamanan berlangsungnya pilkada, baik para elit politik. Oleh sebab itu beragam konflik yang muncul ketika menyertai pelaksana pilkada dan sejatinya pelaksana pilkada memperebutkan posisi nomor satu atau kursi nomor satu. Selain itu para elit politik berusaha menghindari penyebaran berita hoax, fitnah, adu domba, serangan fajar dan sejenisnya yang dialamatkan kepada lawan politisnya. Hal ini dapat berpengaruh kepada pendukungnya, dan kita sebagai warga negara Indonesia berperang penting dalam memilih calon kandidat pilkada dan harus cermat dan mampu memilih berita mana yang merupakan fakta dan hoax yang beredar di kalangan masyarakat, media sosial dan sejenisnya, dan kita sebagai warga negara Indonesia harus bersikap tegas menolak politik uang karena sebagian banyak warga yang tergiur akan uang akan menjual suaranya demi mendapatkan sejumlah uang tanpa melihat dan membedakan mana yang benar-benar pantas untuk dipilih menjadi seorang pemimpin dan sebaliknya. Karena itu pilkada merupakan bagian amanah reformasi dan dinamika demokrasi yang harus kita jalankan bersama untuk memajukan demokrasi kita yang akan datang. Oleh karena itu bangsa Indonesia memerlukan elit politik yang pandai bersilat lidah dan takaran kedewasaan para elit politik dapat terlihat pada saat hasil yang ia raih, baik menjadi pemenang mauapun kekalahan. Maka dari itu Polri harus terus meningkatkan kemampuannya dalam membangun sinergi, komunikasi, kerjasama dengan masyarakat agar dapat bersama-sama memelihara dan menjaga situasi kondusif sebelum proses pilkada berlangsung.
NAMA : NURHALISAH
NIM : 1911616
KELAS : M-A4