Merawat  Silaturrahim Sesama Anak Bangsa

by -142 views

Oleh:
DR. H. Abdul Wahid, MA
(Muballigh dan Akademisi Makassar)

Infolain.com – Masalah terbesar dari bangsa Indonesia saat ini, bukan lagi terkait dengan ideologi negara, bukan pula masalah intoleransi antar umat beragama, tapi masalah terbesar dari bangsa Indonesia saat ini adalah masalah kemiskinan, pengangguran, sulitnya mendapatkan lapangan kerja, kesehatan yang tidak merata, praktik korupsi, narkoba dan lain sebagainya.

Dalam masalah relasi antara agama dan negara Indonesia telah melalui diskusi panjang dimasa lalu yang dilakukan oleh para pendiri bangsa ini, antara kelompok nasionalis dan agamis (Islam). Untuk itu, sebagai bagian dari sikap menghargai jasa para pendiri bangsa ini, kita sebagai anak bangsa sudah sejatinya berusaha untuk terus membangun komunikasi dengan baik sesama anak bangsa, baik yang seagama, maupun yang  beda agama, agar potensi gesekan yang menjurus pada disintegrasi bangsa bisa kita redam dan minimalisir bersama. Karena amat terlalu mahal harga yang harus kita bayar jika bangsa kacau, seperti beberapa negara Timur Tengah yang terjadi perang saudara hanya karena masalah sepele dan kepentingan segelintir orang.

Kasus yang tengah viral beberapa hari terakhir ini terkait dengan dugaan “pengerusakan rumah ibadah yang dilakukan oleh oknum masyarakat di Minahasa”, saya kira kita tidak perlu terburu-buru untuk memberikan reaksi berlebihan, apalagi langsung mengambil sikap yang justru cenderung melawan hukum dan berpotensi mengganggu kamtibmas yang selama ini kita telah bangun bersama. Sebagai umat Islam dan anak bangsa tentu kita tidak bisa tolerir atas nama apapun dan dari kelompok manapun jika ada yang melakukan pengerusakan terhadap rumah ibadah, karena hal ini tidak hanya melanggar spirit ideologi pancasila khususnya sila pertama yang berbunyi “ketuhanan yang Maha Esa”, tapi lebih dari itu juga melanggar dan mengganggu psikologis kita sebagai umat Islam.

Dari aspek teologi, Islam sendiri melarang umatnya untuk mencela dan mencaci maki Tuhan agama lain termasuk di dalamnya dilarang untuk merusak rumah ibadah orang lain. Karena rumah ibadah adalah pengejawantahan keyakinan umat manusia terhadap Tuhan yang mereka yakini, hal ini bisa kita perhatikan salah satu firman Allah swt. “Dan janganlah kamu memaki sesembahan (Tuhan) yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan”. (QS. Al An’am: 108).

Untuk itu langkah paling bijak dalam menyikapi berbagai kasus yang terjadi di negeri kita, terutama kasus di Minahasa, sebagai seorang muslim adalah:

Pertama, melakukan tabayyun (klarifikasi), apakah benar yang dirusak tersebut adalah masjid atau mushalla. Karena jangan sampai yang dirusak tersebut adalah justru bukan, hanya saja ada pihak-pihak tertentu yang ingin merusak keharmonisan dan kerukunan yang selama ini telah terjalin dengan baik sesama anak bangsa khsusunya di Minahasa. Sikap tabayyun ini juga merupakan amanah al-Qur’an, “Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian. (QS. Al-Hujurat:6).

Kedua, mari kita serahkan kepada pihak yang berwajib. Indonesia adalah negara hukum, artinya negara kita dijalankan atas dasar aturan (hukum) yang telah kita sepakati bersama, dan juga semua permasalahan di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya diselesaikan dengan hukum, agar tidak terjadi main hakim sendiri atau hukum rimba; dimana yang kuat menindas yang lemah. Menyerahkan kasus ini agar ditangani oleh pihak yang berwajib adalah bagian dari parameter keimanan seorang muslim, sebab patuh terhadap hukum dan pemimpin adalah sebuah perintah dari al-Qur’an kepada umat Islam, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. (QS. An Nisa’: 59).

Ketiga, tidak melakukan tindakan-tindakan yang provokatif dan mengeluarkan statmen yang dapat memperkeruh masalah, karena menjaga kedamaian dan keamanan bukan hanya tugas aparat tapi tugas kita bersama sebagai anak bangsa. Menjaga keamanan disekitar kita adalah bagian dari akhlak yang mulia dan mendapatkan penghargaan yang tinggi di sisi Allah swt. “orang mukmin yang terbaik adalah mereka yang paling bagus akhlaknya kepada sesama”. (HR. Muslim).

Akhirnya mari kita semua menahan diri, dalam menyikapi kasus yang terjadi di Minahasa, sikap ini kita lakukan bukan berarti kita tidak punya kepeduliaan terhadap peristiwa tersebut, akan tetapi sebagai upaya  untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang berwajib untuk menangani kasus ini dengan profesional dan transparan. Untuk itu, mari kita kawal dan monitor penanganan kasus ini, sembari berharap ke depan tidak terjadi kasus serupa di tempat dan daerah lain.

Infolain.com

2 thoughts on “Merawat  Silaturrahim Sesama Anak Bangsa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *